Home

 
TOHPATI Francesco Inglima
 

Wawancara Tohpati

Mari Kita kembali ke belakang. Album terakhir anda "Riot" mungkin album yg paling keras (nge-rock) dari semua album2 anda. Anda mengutip beberapa band terkenal seperti Led Zeppelin dgn Immigrant Song-nya. Apakah anda kembali ke semangat awal anda dalam bermusik?

Pada awalnya hanya ingin membuat band dengan format trio, kemudian pada workshop pembuatannya entah mengapa nafas rock terjadi di album ini,ya jelas memang semasa kecil dulu saya memainkan banyak lagu rock, dan memang nafas selalu hadir di dalam musik saya.

Di “Riot” anda kelihatan agak mengenyampingkan pengaruh ethnik yg biasanya merupakhan ciri khas anda di karya2 anda sebelumnya. Kenapa?

Harus!, sebab jika saya menambahkan unsur ethnik didalam trio ini nantinya akan tidak ada bedanya dengan ethnomission.

Bagaimana proses pembuatan project album Ethnomission? Apakah ada album selanjutnya setelah "Save The Planet"?

Prosesnya.. setelah saya membuat komposisi, kemudian saya harus workshop dengan kendang (perkusi) dan suling (bamboo flute), agar mereka menyesuaikan dengan bahasa musik mereka,kemudian di lanjutkan workshop dengan bass dan drum,setelah itu baru latihan gabungan dengan ada beberapa perubahan yang harus dilakukan,tentu juga saya harus terima masukan ide dari pemain lain dalam band ini.

Dimanakah anda menemukan seorang anak muda yg sangat mengagumkan yang bermain Drums pada album "Save The Planet" (Dia berumur 16 tahun saat album itu dibuat)?

Saya mengetahui dia berbakat dan bisa bermain drum dengan luar biasa pada usianya yang ke 8 tahun,saya kenal dengan pamannya yang pada saat itu sedang membuat video clip saya,tetapi saya tidak mau main dengan dia pada saat itu karena masih terlalu kecil.

Trisum menggabungkan 3 gitarist terbaik Indonesia dan biasanya gitarist adalah primadona yang selalu menjadi pusat perhatian. Dalam teori menghadirkan 3 gitarist terkenal pastilah tidak gampang. Tapi melihat konser anda dan mendengar albumnya, saya harus mengakui kalau anda berhasil menyatu tanpa harus ada rasa iri. Apa rahasianya?

Ya kita semua harus saling memberi dan meminta. dan walaupun kita bertiga mempunyai gaya permainan yg sangat berbeda, memang tidak gampang bagi saya untuk membuat komposisi lagu untuk 3 gitar,tapi ini sebuah tantangan, kalau rasa iri sama sekali tidak saya rasakan di antara kami bertiga, kita sudah terlalu dekat, musik trisum buat saya adalah sedikit lebih komersil.

Pada band Simak Dialog salah satu band penting dan akan abadi pada khasanah Jazz Rock Indonesia , anda hanya membantu mencipta beberapa komposisi lagu, menyerahkan sebagian besar pekerjaan pada Riza Arsyad. Apakah anda tidak berminat untuk lebih terlibat dalam penulisan keseluruhan lagu?

Pada awal saya bergabung dengan simakdialog, jenis musik tidak sama dengan yang sekarang, sudah jauh berkembang dari yang pertama,( semasa masih menggunakan drum), jujur untuk komposisi simakdialog saat ini, memang ini adalah riza arsyad, dan saya menempatkan diri sebagai player saja,karena riza mempuyai gaya komposisi yang lain dari pada yang lain.

Pada Solo album anda (“Lukisan Pagi”, “Serampang Samba” dan “It's Time”) terlihat ada perubahan dari musik yg mainstream ke musik yang lebih rumit dan kompleks. Bagaimana anda menjelaskan perubahan ini?

Pada dasarnya. saya bermain musik apa yang saya suka, tidaklah harus rumit,tidaklah harus komersil,lagu pop bukanlah lagu yang mudah juga untuk dimainkan, memang kadang kita harus cermat menempatkan diri kita di mata public indonesia,kita harus menjaga keseimbangan antara musik "komersil" dan musik "idealis", dimana keduanya saling mendukung.

Pada tahun 2008 anda membuat beberapa konser dengan memakai string ensemble. Bagaimana inisiatif ini bisa dilakukan? Apa ada kemungkinan susunan pemain yg sama bisa diwujudkan dlm rekaman di studio? atau pertunjukan yg bagus tersebut dapat didokumentasikan dalam sebuah Live album?

Sudah lama saya bercita cita memainkan lagu saya di iringi string dengan format ini mempunyai tanggung jawab yang lebih besar,,dan ini terjadi dengan biaya yang tidak sedikit, tahun 2012 baru saja saya membuat hal yang sama dengan format bigband dan dengan format ini rencana akan di realese dvd live album.

Di Indonesia anda adalah seorang musisi pop yg sangat dikagumi. Apa yg membuat anda album yang begitu jauh dari musik "mainstream"? Bagaimana respons masyarakat atas project solo anda?

Sebagai public figur di musik khususnya gitar, saya mempunyai misi berusaha sedikit memberi pelajaran kepada pendengar musik indonesia untuk mendengarkan dan memperkenalkan jenis musik yang berbeda,memang ada yang tidak bisa menikmati, tapi tidak sedikit juga yang suka dengan jenis musik seperti album solo saya.

Diantara musisi asing siapa yg paling mempengaruhi anda?

Pat Metheney, Wayne Krantz, Chick Corea, Keith Jarret, Sting

Khazanah musik Jazz Rock Indonesia terlihat sangat menarik bagi saya. Disamping anda dan project yg anda buat (Tohpati Bertiga, Tohpati Ethnomission, Trisum, Simak Dialog) ada juga beberapa artis sejenis seperti Ligro, I Know You Well Miss Clara, Discus, Riza Arshad, Balawan, Indra Aryadi, Tepelere dan masih banyak lagi. Saya pikir pasti ada lagi yang lain yg tidak saya ketahui. Bagaimana anda menjelaskan hal ini? apa ada artis lain yg bisa anda rekomendasikan ke saya?

Indonesia banyak Musisi yang bagus, ada musisi dari bali, tidak terlalu populer tapi sangat bagus, tapi saya lupa namanya, segera saya kabari kalo ingat.

Akan adakah project baru berikutnya?

Pasti! next ethnomission, bertiga, dan solo gitar akustik.


Terima kash istimewa untuk Leonardo Pavkovic, Nengah Rikon Gunadharmada, Andy Julias, Muhamad hidayat Alfie Syahrine, dan Terry Collins yang membuat wawancara ini terlaksana.


Bookmark and Share

Italian
English